Dengan ransel di punggung saya, saya memasuki lingkungan tersebut. Langit masih biru tanpa awan, namun semakin saya berjalan masuk ke dalam lingkungan tersebut, semakin gelap hati saya merasa. Rumah-rumah yang reyot dan jalan setapak yang penuh dengan sampah membuat saya semakin merasa tidak nyaman.
Saya melihat sekelompok anak muda berdiri di sebuah gang sempit, mereka terlihat asyik bermain kartu sambil sesekali tertawa terbahak-bahak. Saya memutuskan untuk mendekati mereka dan bertanya apa yang mereka lakukan di lingkungan ini.
Mereka dengan cuek menjawab bahwa mereka adalah para pemain kartu profesional yang sedang berlatih untuk turnamen besar. Saya tercengang mendengar jawaban mereka, karena dari penampilan dan sikap mereka, saya tidak menduga mereka bisa menjadi pemain kartu yang handal.
Namun, rasa penasaran saya membuat saya bertahan di sekitar lingkungan ini. Saya bertemu dengan seorang ibu rumah tangga yang sedang membersihkan halaman rumahnya. Saya menawarkan bantuan dan dia dengan senang hati menerima tawaran saya.
Selama membersihkan halaman rumahnya, ibu rumah tangga tersebut bercerita tentang kehidupan sehari-hari di lingkungan ini. Dia mengungkapkan bahwa meskipun terlihat kumuh dan kotor, orang-orang di sini memiliki kecerdasan dan keahlian yang tidak kalah dengan orang-orang di tempat lain.
Saya terkejut mendengar cerita ibu rumah tangga tersebut. Saya merasa malu telah menganggap rendah orang-orang di lingkungan ini hanya dari penampilan fisik mereka. Saya belajar bahwa sebenarnya kecerdasan dan kemampuan seseorang tidak bisa dilihat dari luar saja.
Selama beberapa hari berada di lingkungan orang goblok tersebut, saya belajar banyak hal. Saya belajar cara bermain kartu dari para pemain kartu profesional, saya belajar tentang kesabaran dan keteguhan hati dari seorang ibu rumah tangga, dan saya juga belajar tentang keberanian dan kegigihan dari seorang anak muda yang bermimpi menjadi seorang pejuang kemerdekaan.
Saya juga mengalami petualangan-petualangan seru selama berada di lingkungan ini. Saya diajak berburu ikan di sungai terdekat oleh beberapa anak muda, saya melakukan hiking ke bukit terjal untuk menikmati pemandangan matahari terbenam yang spektakuler, dan saya juga ikut dalam acara arak-arakan keliling desa untuk merayakan hari jadi desa.
Semakin lama saya berada di lingkungan ini, semakin saya merasa terhubung dengan orang-orang di dalamnya. Mereka menerima saya apa adanya tanpa memandang latar belakang atau penampilan saya. Mereka mengajarkan saya tentang kedermawanan, kejujuran, dan keramahan yang sejati.
Ketika saatnya tiba untuk meninggalkan lingkungan tersebut, saya merasa sedih. Saya telah belajar begitu banyak dari pengalaman ini dan saya merasakan kehilangan yang mendalam ketika harus meninggalkan teman-teman baru yang saya temui di sini.
Namun, saya juga merasa beruntung telah memiliki kesempatan untuk mengenal lingkungan ini. Pengalaman saya di lingkungan orang goblok telah mengubah pandangan saya tentang kecerdasan dan kemampuan seseorang. Saya belajar bahwa setiap orang memiliki potensi yang luar biasa, tidak peduli dari mana asalnya atau bagaimana penampilannya.
Dengan hati yang penuh rasa syukur, saya meninggalkan lingkungan orang goblok dengan harapan bisa kembali ke tempat ini suatu hari nanti. Saya membawa pulang banyak kenangan indah dan pelajaran berharga yang akan saya simpan selamanya. Saya belajar bahwa sesungguhnya kecerdasan sejati adalah ketika hati dan pikiran kita terbuka untuk belajar dari siapa pun dan di mana pun kita berada.